Maluku, harian24news.id-Terkait istilah Blok Medan yang di ungkap dalam persidangan Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) di Maluku yang di utarakan oleh Kepala Dinas ESDM Maluku Utara Suryanto Andili dalam kasus suap mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba ( AGK ) mendapat apresiasi dari Presidium Garuda Merah Putih Community Sumatera Utara Dedi Harvisyahari.
” Ini suatu yang baik yang justru harus menjadi acuan bagi komisi anti rasuah ( KPK ) untuk menindak lanjutinya dengan penuh tanggung jawab,” Kata Dedi Harvisyahari di ruang kerjanya.
” Di duga keras banyak oknum yang terlibat dalam kasus ini yang harus di selidiki lebih kuat, karena bukan tidak mungkin ada orang kuat yang saat ini sudah kita pegang namanya yang nantinya bakal kita ungkap ke publik, ” kata Dedi lagi.
Blok Medan yang di sebut oleh kepala dinas ESDM Maluku Utara yang menyebut nama istri dari walikota Medan bukan berdiri sendiri tanpa ada tangan kuat dari oknum tersebut.
“Agak lucu dan di luar Nalar kita hari ini sekelas ibu rumah tangga meski dia istri walikota Medan mempunyai mainan tambang , malah di luar daerah lagi kalau tidak ada tangan kuat di belakang istri walikota Medan, dan ini harus di usut tuntas siapa siapa oknum yang menjadi centeng untuk mendapatkan IUP tambang di Halmahera Timur,”ungkap Dedi.
Saya sudah punya nama oknum tersebut dan kalau hari ini KPK tidak mengejar ini, maka pejabat KPK itu tidak mampu dan berani mengusut mata rantai KKN ini di Negeri ini, bagus mereka mundur dan angkat bendera tanda menyerah dalam menegakkan hukum, ” ungkap Dedi lagi.
“Aneh lah ketika ada kesaksian penyebutan BLOK MEDAN tidak di telusuri oleh KPK , sebab kesaksian kepala dinas ESDM Maluku Utara Suryanto Andili adalah pintu masuk untuk membongkar oknum oknum yang menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri dan kelompoknya yang selama ini sulit di ungkap karena terus mendapat tekanan dari penguasa,” jelas Dedi mengakhiri. (TIM)