Teks. Foto : Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana (PB) Tahun 2020 di Bogor.(harian24news.online/Redaksi)
Bogor, harian24news.online- Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan pemerintah provinsi (Pemprov) Sumut akan mengutamakan pendekatan ekologis untuk mencegah bencana. Langkah ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana (PB) Tahun 2020 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (4/2/2020) di Sentul International Convention Center (SICC) Jalan Jenderal Sudirman Bogor Jawa Barat.
“Salah satu contoh pendekatan ekologis yang disampaikan presiden adalah menanam tanaman vetiver. Ini sudah kita canangkan penanamannya di Sumut. Saat ini sedang dibudidayakan dan diperbanyak di BPBD Sumut. Tanaman vetiver ini akarnya kuat mencegah longsor dan menyimpan air. Kita perbanyak tanam di area rawan longsor dan banjir,” jelas Gubernur.
Edy menyayangkan kesadaran untuk kembali menjaga dan melestarikan lingkungan terbesit ketika bencana sudah terjadi. Padahal, jika sikap menjaga lingkungan selalu terpatri dalam aktivitas dan keseharian masing-masing individu, maka bencana seperti banjir, longsor dan lainnya bisa dihindari.
Lebih lanjut, Edy menyampaikan bahwa Pemprov Sumut beserta seluruh pihak terkait telah mendeklarasikan Medan Bebas Banjir Tahun 2022. Deklarasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa rencana aksi BPBD Sumut yang sarat dengan pendekatan ekologis, diantaranya 1 Taman Pinggir Kota, 10 Taman Intersepsi, 100 Kantor dengan Tapak Permeable, 1000 Drum Pori/Sumur Pinggir Sungai, 10.000 Rumah dengan Roof Top Garden, 100.000 Rumah dengan Sumur Resapan dan 1.000.000 Lubang Biopori.
“Normalisasi sungai juga sudah kita lakukan, kita kembalikan sungai-sungai bersih. Untuk itu, jangan lagi ada yang membuang sampah ke sungai maupun buang sampah sembarangan. Sama-sama kita jaga alam, alam akan menjaga kita dan jauh dari bencana yang dipicu oleh perbuatan manusia,” pesan Edy.
Sebelumnya, Presiden Jokowi di awal Rakornas menyampaikan beberapa arahan terkait kesiagaan menghadapi bencana. Pertama, memerintahkan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah untuk bersinergi melakukan pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiagaan dalam menanggulangi bencana yang terjadi.
Kedua, Jokowi menekankan bahwa penanggulangan dan pencegahan bencana tidaklah cukup dengan melakukan pembangunan infrastruktur fisik pengendali. Selain langkah tersebut, diperlukan langkah lain berupa pengelolaan lingkungan hidup yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.
“Benar bahwa solusi pembangunan infrastruktur itu penting. Tapi selama ekologinya tidak diperbaiki, selama tidak dilakukan penanaman pohon, bencana tanah longsor akan terus terjadi. Ini mau saya kenalkan, tanam yang namanya vetiver akarnya kuat. Ini harus diperbanyak bibitnya, sebarkan ke daerah-daerah yang memiliki ancaman bencana banjir dan tanah longsor,” tuturnya.
Maka itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk membangun komitmen dan menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa bencana alam adalah urusan bersama. Pencegahannya pun juga harus dilakukan secara menyeluruh sehingga mampu mengurangi dampak bencana sekaligus selalu siap dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi kapanpun.
Acara digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan diikuti 10.000 lebih peserta dari berbagai unsur termasuk pemerintah daerah, LSM, swasta dan organisasi masyarakat untuk berkoordinasi dalam rangka merumuskan kebijakan serta strategi penanggulangan bencana di masa depan.