Ketua Dewan Penasehat Orta Skil Sesalkan Ketidakhadiran Pihak Perusahaan di FGD

Batu Bara, harian24news.id – Ketua dewan Penasehat Orta sekill ,M Rafik yang juga politik senior partai Gerindra Batu Bara kesalkan ketidakhadiran Stakeholder yang berkompeten seperti PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group), PT. Bakrie Oleo Chemical (PT. Domas Agrointi Prima) dan banyak perusahaan penyokong lainnya.

 

Kekesalan tersebut di ungkapnya seusai di gelarnya FGD (Forum Grup Diskusi) yang digagas Perisai Nusantara dengan tagline “Nongki, Ngobrolnya Orang Kawasan Industri” di Nirwana Resto & Café, JI, Umar Pelangki, Tanjung Muda, Air Putih Kabupaten Batu Bara, Jumat (01/12/2023).

 

Diskusi yang dimoderatori Danil Fahmi menghadirkan Abdul Kadir Simorangkir, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Utara Wilayah V Asahan, Tanjung Balai dan Batu Bara serta Zakaria Tamogu sebagai Kabid Penempatan dan pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Perdagangan Kab. Batu Bara serta Bpk Gilang dan Bpk. Suriono Selamat dari Humas PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero).

Sebelumnya pada kesempatan tersebut Rafik juga memberikan Apresiasi terhadap ke kegiatan Diskusi publik yang di motori oleh Prisai Nusantara tentang ketenaga kerjaan.

namun beliau sangat menyayangan kan, ketidakhadiran perusahaan, sebagaimana undangan yang di sampaikan kepada Stakeholder terkait tidak dapat menghadiri diskusi tersebut

Seperti Perusahan yang berada di Kuala Tanjung, PT multimas, PT Bakry Cemikal, Pelindo, dan lainnya yang ada, seakan mereka tak peduli terhadap pekerja lokal atau anak daerah, juga kita sangat menyayangkan ke tidak hadiran Pimpinan atau DPRD sebagai wakil rakyat

Sementara dari Exsekutif perwakilan pemkab tidak menghadir orang yang mempuni.

“Kita berharap pemerintah daerah kedepannya bisa mengirim orang yg bisa diajak diskusi terkait kisruh yang berulang di kawasan industri Kuala Tanjung antara masyarakat dan perusahan. Menurutnya kita ingin tau seperti apa perbub atau peraturan daerah tentang hak tenaga kerja lokal. Harusnya Kehadiran pemerintah kemasarakat membela hak hak tenaga lokal agar bisa bekerja di daerah nya sendiri, bukan sebagai penonton. Kami dari Orta sekill sangat lah kecewa terhadap pemerintah dan perusahan,”Ujarnya.

Rafik juga mengomentari, agar dunia pendidikan, lebih mengarahkan para siswa agar lebih kepada kemandirian usai menyelesaikan pendidikan, khususnya SMK, tidak hanya beroreintasi kepada dunia industri saja( bekerja)

Sementara sebelumnya Kacabdis wilayah 5 provinsi Sumatera Utara Abdul Kadir dalam highlight review nya menyampaikan banyak program-program dari Dinas Pendidikan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan anak didik untuk memenuhi kebutuhan skill kompetensi dunia kerja antara lain Praktek Kerja Industri dan Link dan Match.

Sedangkan Zakaria dari Disnaker Perindag kabupaten Batu Bara didalam presentasi singkatnya menambahkan bahwa “persoalan pengangguran bukanlah hanya menjadi persoalan dan tanggung jawab pemerintah saja dan merupakan persoalan multi dimensi,”Ucap Zakaria.

Hal ini langsung dibantah oleh  Fadli LK, penggiat dan pemerhati perburuhan yang cukup fokal di Batu Bara bahwa “Jaring pengaman persoalan ketenaga kerjaan adanya pada kebijakan pemerintah, jadi pemrintah jangan lagi mengelak atas tanggung jawab itu”. Ujar Fadli.

Diakhir diskusi ,menyimpulkan keinginan peserta diskusi untuk “memaksa” menghadirkan perusahaan-perusahaan yang ada di Batu Bara pada pertemuan diskusi selanjutnya serta mengundang Bupati Kabupaten Batu Bara kedepan sebagai pemangku tertinggi tanggung jawab ketenagakerjaan di wilayah kabupaten Batu Bara. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *